Skip to main content

Batuan Sedimen Indonesia: Klasifikasi, Proses Pembentukan, dan Potensi Ekonomi

·1418 words·7 mins

Batuan sedimen (endapan) mungkin kelihatan membosankan dibanding batuan beku yang lahir dari api atau metamorf yang lahir dari tekanan. Tapi jangan salah: 75% permukaan daratan Bumi tertutup batuan sedimen, dan hampir 100% sumber energi fosil (minyak, gas, batubara) tersimpan di dalamnya.

Di Indonesia, batuan sedimen merekam sejarah geologi jutaan tahun—dari laut dangkal purba yang penuh terumbu karang (sekarang jadi tambang kapur), sampai delta raksasa yang jadi ladang minyak Kalimantan. Let’s dive deep!


Siklus Batuan Sedimen: Dari Pasir Jadi Batu
#

Proses pembentukan batuan sedimen disebut Diagenesis atau Litifikasi (lithification). Tahapannya:

1. Pelapukan (Weathering)
#

Batuan asal (bisa beku, metamorf, atau sedimen lama) hancur jadi butiran kecil atau larut kimiawi.

Jenis Pelapukan:

  • Mekanis: Batu pecah fisik (freeze-thaw, root wedging, thermal expansion)
  • Kimiawi: Mineral bereaksi dengan air/asam (contoh: feldspar → kaolin)
  • Biologis: Akar pohon, aktivitas mikroba

2. Erosi & Transportasi
#

Butiran dibawa oleh:

  • Air (sungai, ombak) → butir bulat, sorting baik
  • Angin (gurun) → butir sangat bulat, frosted surface
  • Gletser (es) → butir runcing, poorly sorted

Hukum Stokes: Butir besar mengendap duluan, butir halus terbawa lebih jauh.

3. Deposisi (Pengendapan)
#

Saat arus melemah (sungai masuk laut, angin reda), butiran jatuh numpuk di cekungan (basin).

Lingkungan Pengendapan di Indonesia:

  • Delta: Mahakam (Kalimantan Timur), Solo (Jawa)
  • Laut Dangkal: Jawa Sea, Makassar Strait
  • Karbonat Platform: Kepulauan Seribu (actively forming!)
  • Deep Marine: Palung Jawa (6000+ m)

4. Kompaksi
#

Tertimbun lapisan baru (bisa sampai kilometer!), tekanan naik:

  • Air pori tertekan keluar (dehidrasi)
  • Butiran memadat (porositas turun dari 40% → 10%)

5. Sementasi
#

Air tanah membawa mineral “semen” yang nge-lem butiran:

  • Silika (SiO₂): Semen terkuat → kuarsit (metamorf dari sandstone)
  • Kalsit (CaCO₃): Semen umum → batupasir gampingan
  • Hematit (Fe₂O₃): Semen merah → red sandstone

Hasil Akhir: Pasir lepas → BATUPASIR (sandstone)!


Klasifikasi Batuan Sedimen
#

1. Sedimen Klastik (Detritus)
#

Terbentuk dari pecahan batuan lain. Diklasifikasikan berdasarkan Ukuran Butir (Skala Wentworth):

Ukuran Butir Nama Sedimen Lepas Nama Batuan Contoh Indonesia
>256 mm Boulder Konglomerat/Breksi Breksi gunung api Jawa
2-256 mm Kerikil (Gravel) Konglomerat (bulat) / Breksi (runcing) Konglomerat Formasi Kalibiuk
1/16 - 2 mm Pasir (Sand) Batupasir (Sandstone) Batupasir Ngrayong (reservoir migas)
1/256 - 1/16 mm Lanau (Silt) Batulanau (Siltstone) Formasi Kerek
<1/256 mm Lempung (Clay) Batulempung (Shale) Formasi Tanjung (cap rock migas)

Mengapa Ukuran Penting?

  • Batupasir: Berpori (10-30%) → reservoir minyak/gas/air tanah
  • Shale: Impermeabel → seal (penutup) migas, atau source rock (batuan induk minyak)

Klasifikasi Batupasir (Dott, 1964):

  • Quartz Arenite: >95% kuarsa (sangat mature, transportasi jauh)
  • Arkose: Banyak feldspar (dekat granit source)
  • Lithic Arenite: Banyak fragmented rock (vulkanik/metamorf)
  • Greywacke: Poorly sorted, banyak matriks lempung (turbidit)

2. Sedimen Non-Klastik (Kimiawi & Organik)
#

A. Batu Gamping (Limestone) - CaCO₃
#

Genesa:

  • Biochemical: Dari cangkang hewan laut (foraminifera, coral, mollusk)
  • Chemical: Presipitasi langsung dari air laut jenuh CaCO₃

Jenis:

  • Chalk: Gamping putih halus (dari coccolithophore)
  • Reef Limestone: Gamping terumbu karang (Formasi Kujung, Formasi Rajamandala)
  • Micrite: Gamping lumpur (deep marine)

Lokasi Indonesia: Gunung Kidul (Yogya), Pacitan, Cirebon (Padalarang), Timor, Rembang

Ekonomi: Bahan baku semen (Portland cement), kapur tohor, agregat

B. Batubara (Coal)
#

Genesa: Sisa tumbuhan rawa yang terkubur → panas + tekanan → karbonisasi

Ranking Coal (tingkat metamorfisme):

  1. Peat (gambut): 50-60% C, masih bisa lihat struktur kayu
  2. Lignite (batubara muda): 60-70% C, coklat
  3. Bituminous: 75-90% C, hitam, paling umum untuk pembangkit
  4. Anthracite: >90% C, kilap metalik (jarang di Indonesia)

Cekungan Batubara Indonesia:

  • Sumatera: Ombilin (Sawahlunto), Bukit Asam (Tanjung Enim) - 130 juta ton cadangan
  • Kalimantan: Sangatta, Berau, Tarakan - 70% produksi nasional
  • Kalimantan Selatan: Pasar Ridge, Asam-asam

Kualitas: Indonesian coal umumnya sub-bituminous dengan sulfur rendah (environmentally friendly) tapi kalori 4000-6000 kcal/kg (lebih rendah dari Australian coal 6500+ kcal/kg).

C. Evaporit
#

Genesa: Penguapan air laut di laguna tertutup → garam mengkristal

Jenis:

  • Halit (NaCl): Garam dapur
  • Gipsum (CaSO₄·2H₂O): Bahan plaster
  • Anhydrite (CaSO₄): Gipsum tanpa air

Lokasi Indonesia: Tambak garam Madura, Cirebon, NTT (penguapan alami)

D. Rijang (Chert)
#

Genesa: Cangkang silika plankton laut dalam (radiolaria, diatom) → diagenesis → rijang

Karakteristik: Sangat keras (HM 7), conchoidal fracture, warna merah/hitam/hijau

Lokasi Indonesia: Formasi Luk Ulo (Jawa Tengah)—komplek ofiolit, Sulawesi

Aplikasi: Dulu untuk alat batu prasejarah (arrowheads), sekarang agregat atau specimen


Struktur Sedimen: Membaca Buku Sejarah
#

Batuan sedimen punya “tato” yang cerita tentang lingkungan pengendapannya dulu.

1. Perlapisan (Bedding/Stratification)
#

  • Horizontal Bedding: Pengendapan tenang (danau, laut dalam)
  • Graded Bedding: Butir kasar di bawah, halus di atas → turbidit (longsoran bawah laut)

2. Silang Siur (Cross Bedding)
#

  • Lapisan miring dalam lapisan besar
  • Tabular Cross Bedding: Arus sungai
  • Trough Cross Bedding: Migrasi sand dunes (angin gurun)

3. Gelembur Gelombang (Ripple Marks)
#

  • Symmetric ripples: Ombak (beach)
  • Asymmetric ripples: Arus satu arah (sungai)

4. Mud Cracks
#

  • Retakan polygonal di lumpur kering → tanda shallow water yang seasonal dry

5. Jejak Fosil (Trace Fossil / Ichnofossil)
#

  • Bioturbation: Liang cacing, jejak kaki dinosaurus
  • Coprolites: Kotoran fosil (seriously!)

Aplikasi: Geolog migas pakai struktur ini untuk rekonstruksi paleoenvironment → prediksi reservoir quality.


Formasi Sedimen Ikonik di Indonesia
#

1. Formasi Kerek (Jawa Tengah)
#

  • Umur: Miosen (15 jt tahun)
  • Litologi: Perselingan lempung dan batupasir gampingan
  • Interpretasi: Turbidit—deposit longsoran bawah laut (submarine fan)
  • Ekonomi: Batuan induk minyak (source rock) di Cekungan Jawa Timur

###2. Formasi Balikpapan (Kalimantan Timur)

  • Umur: Eosen-Oligosen (40-23 jt tahun)
  • Litologi: Batupasir kuarsa dengan lapisan batubara tebal (5-10 m)
  • Interpretasi: Delta sungai raksasa (kayak Amazon) di hutan bakau
  • Ekonomi: Batubara kualitas tinggi + reservoir migas (Lapangan Handil, Sanga-Sanga)

3. Formasi Rajamandala (Jawa Barat)
#

  • Umur: Oligosen-Miosen (30-15 jt tahun)
  • Litologi: Gamping terumbu karang (reef limestone) yang sangat keras
  • Interpretasi: Karbonat platform—terumbu karang tropis purba
  • Ekonomi: Tambang kapur Padalarang (bahan semen Holcim, Indocement)

4. Formasi Ngrayong (Jawa Timur)
#

  • Umur: Miosen (18-15 jt tahun)
  • Litologi: Batupasir kuarsa putih, sorting baik, porositas tinggi (20-30%)
  • Interpretasi: Shallow marine bar/shoal (gosong pasir laut dangkal)
  • Ekonomi: Reservoir utama Cekungan Jawa Timur (Lapangan Kawengan, Sukowati, dll.)

5. Formasi Tanjung (Kalimantan)
#

  • Umur: Eosen (50 jt tahun)
  • Litologi: Shale hitam kaya organik (TOC >2%)
  • Interpretasi: Deep marine anoxic (laut dalam tanpa oksigen)
  • Ekonomi: Source rock utama minyak Kalimantan (Cekungan Kutai, Tarakan)

Cekungan Sedimen Indonesia
#

Indonesia punya 60+ cekungan sedimen, 15 di antaranya producing basins (sudah produksi migas).

Cekungan Utama:
#

  1. Sumatera Selatan (Palembang): Lapangan Minas, Duri (minyak berat)
  2. Jawa Timur (East Java): Lapangan Kawengan, Sukoweti
  3. Kutai (Kalimantan Timur): Lapangan Handil, Badak (LNG Bontang)
  4. Natuna: Gas raksasa (Natuna D-Alpha = 46 TCF cadangan gas terbesar SE Asia)
  5. Salawati (Papua): Lapangan Kasim, Klamono

FAQ (Pertanyaan Sering Diajukan)
#

Q: Mengapa Indonesia kaya minyak tapi impor BBM? A: Produksi minyak Indonesia turun dari 1.6 juta barel/hari (1995) jadi ~600,000 barel/hari (2024) karena ladang tua (mature fields) dan kurang eksplorasi baru. Konsumsi domestik ~1.3 juta barel/hari → deficit 50%. Butuh investasi eksplorasi!

Q: Apakah batubara Indonesia berkualitas rendah? A: Tidak semua. Batubara Indonesia umumnya sub-bituminous (kalori 4000-6000 kcal/kg, sulfur <1%)—cocok untuk pembangkit listrik ramah lingkungan. Memang lebih rendah dari Australian coal, tapi harga lebih murah dan sulfur rendah = polusi SOx lebih sedikit.

Q: Apa bedanya batu kapur dengan marmer? A: Batu kapur / gamping = batuan sedimen (CaCO₃, belum kena metamorfisme). Marmer = batuan metamorf (gamping yang di-metamorfose → kristal kalsit lebih besar, lebih keras). Marmer bisa dipoles mengkilap, gamping tidak.

Q: Mengapa batupasir Ngrayong bagus untuk reservoir migas? A: Karena (1) Porositas tinggi (20-30%)—banyak ruang untuk minyak, (2) Permeabilitas baik—mudah dialirkan ke sumur, (3) Sorting baik—ukuran butir seragam (tanda transportasi marine yang baik).

Q: Apakah batuan sedimen bisa mengandung emas? A: Bisa! Emas placer (alluvial gold) terakumulasi di konglomerat atau batupasir sungai purba karena berat jenis tinggi. Contoh: deposit paleoplacer di Witwatersrand, South Africa (2.7 miliar tahun)—konglomerat emas terbesar dunia.


Kesimpulan
#

Batuan sedimen adalah “buku sejarah” Bumi. Tiap lapisan adalah satu halaman yang cerita tentang lingkungan jutaan tahun lalu. Di Indonesia, batuan sedimen bukan cuma menarik untuk sains—tapi juga vital untuk ekonomi (migas, batubara, semen, air tanah).

Dengan membaca batuan sedimen, kita tahu bahwa:

  • Puncak Jayawijaya (4884 m) dulunya adalah dasar laut (ada fosil laut!)
  • Kalimantan dulunya adalah rawa tropis raksasa (sekarang jadi batubara)
  • Jawa dulunya sebagian besar laut dangkal (jadi ladang minyak)

So, next time lo lihat batu pasir di pinggir jalan—inget, itu bukan sekadar pasir. Itu adalah rekaman sejarah 10 juta tahun yang lalu!


Bacaan Lanjutan
#


Referensi
#

  1. Boggs, S. (2006). Principles of Sedimentology and Stratigraphy (4th ed.). Pearson.
  2. Koesoemadinata, R. P. (1980). Geologi Minyak dan Gas Bumi. ITB Press.
  3. Tucker, M. E. (2001). Sedimentary Petrology (3rd ed.). Blackwell.
  4. Badan Geologi Indonesia. (2009). Cekungan Sedimen Indonesia.
  5. Pettijohn, F. J. (1975). Sedimentary Rocks (3rd ed.). Harper & Row.
  6. Nichols, G. (2009). Sedimentology and Stratigraphy (2nd ed.). Wiley-Blackwell.