Skip to main content

Stratigrafi Indonesia: Membaca Sejarah Bumi Lewat Lapisan Batuan

·1004 words·5 mins

A. Cekungan Sumatra (Sumatra Basins)
#

Sumatra adalah “lumbung minyak” Indonesia. Cekungan di sini umumnya bertipe Back-Arc Basin (Cekungan Belakang Busur).

  • Cekungan Sumatra Tengah (Central Sumatra Basin):
    • Formasi Pematang (Paleogen): Endapan danau (lacustrine) yang kaya bahan organik. Ini adalah Source Rock (batuan induk) utama yang menghasilkan minyak di Blok Rokan.
    • Formasi Sihapas (Miosen Awal): Batu pasir laut dangkal hingga delta. Ini adalah Reservoir utama tempat minyak terakumulasi.
    • Formasi Telisa (Miosen Tengah): Serpih (shale) laut dalam. Berfungsi sebagai Seal (batuan penutup) yang menahan minyak agar tidak bocor ke permukaan.

B. Cekungan Jawa (Java Basins)
#

Stratigrafi Jawa dipengaruhi kuat oleh vulkanisme dan perubahan muka laut.

  • Cekungan Jawa Timur Utara (North East Java Basin):
    • Formasi Ngimbang (Eosen): Endapan klastik dan karbonat awal.
    • Formasi Kujung (Oligosen-Miosen): Terumbu karang masif. Reservoir raksasa di Blok Cepu (Lapangan Banyu Urip) ada di formasi ini.
    • Formasi Ngrayong (Miosen Tengah): Batu pasir kuarsa putih bersih yang tersingkap indah di Tuban. Sangat porous dan permeabel.
    • Formasi Lidah (Pliosen): Lempung biru muda yang lunak. Sering menjadi bidang gelincir penyebab tanah longsor di Jawa Timur.

C. Cekungan Kalimantan (Kalimantan Basins)
#

Kalimantan didominasi oleh endapan delta raksasa karena stabil secara tektonik (jarang gempa besar).

  • Cekungan Kutai (Kutai Basin):
    • Formasi Balikpapan (Miosen Tengah): Endapan delta purba (Mahakam Purba). Terdiri dari perselingan batu pasir dan batu lempung dengan lapisan batubara yang sangat tebal. Ini adalah target utama tambang batubara di Kaltim.
    • Formasi Kampung Baru (Pliosen): Endapan delta muda, batubara lignit (kalori rendah).

D. Stratigrafi Papua (Papua Stratigraphy)
#

Papua sangat berbeda karena secara geologis adalah bagian dari Benua Australia.

  • Kelompok Kembelangan (Jura-Kapur): Batu pasir dan serpih laut dalam. Source rock gas raksasa di Tangguh.
  • Kelompok New Guinea Limestone (Tersier): Batu gamping tebal yang menutupi hampir seluruh Papua sebelum pengangkatan Pegunungan Jayawijaya.
  • Formasi Klasafet: Serpih tebal sebagai seal.

3. Dampak Perubahan Iklim pada Stratigrafi (Siklus Milankovitch)
#

Stratigrafi bukan hanya soal batu, tapi juga rekaman iklim purba.

Siklostratigrafi (Cyclostratigraphy): Cabang ilmu yang mempelajari siklus iklim dalam rekaman batuan. Perubahan orbit bumi (Siklus Milankovitch) mempengaruhi iklim global, yang kemudian mengontrol naik-turunnya muka air laut dan suplai sedimen.

  • Zaman Es (Glasial): Air laut turun → garis pantai maju ke laut (Regresi) → terbentuk lapisan pasir sungai/delta di atas lempung laut.
  • Zaman Hangat (Interglasial): Es mencair, air laut naik → garis pantai mundur ke darat (Transgresi) → terbentuk lapisan lempung laut atau batu gamping di atas pasir.

Pola perulangan ini (pasir-lempung-pasir-lempung) terekam jelas dalam batuan sedimen Indonesia dan menjadi kunci untuk korelasi antar sumur minyak.


4. Teknologi Modern dalam Analisis Stratigrafi
#

Geolog zaman now tidak hanya mengandalkan palu geologi. Teknologi canggih digunakan untuk melihat lapisan batuan jauh di bawah tanah.

A. Stratigrafi Seismik (Seismic Stratigraphy)
#

Menggunakan gelombang suara (seismik) untuk memetakan geometri lapisan batuan di bawah permukaan.

  • Prinsip: Gelombang suara dipantulkan oleh batas lapisan batuan yang berbeda densitasnya.
  • Hasil: Penampang 2D atau 3D yang menunjukkan pola pengendapan (misal: progradation, aggradation) tanpa harus mengebor.

B. Well Logging (Perekaman Sumur)
#

Saat mengebor sumur minyak, alat sensor diturunkan ke dalam lubang untuk merekam sifat fisik batuan.

  • Gamma Ray Log: Membedakan batu pasir (rendah radiasi) dan batu lempung (tinggi radiasi).
  • Resistivity Log: Membedakan isi pori batuan (air asin = konduktor, minyak = isolator).

C. Chemostratigraphy (Stratigrafi Kimia)
#

Menganalisis komposisi unsur kimia batuan (isotop Karbon, Oksigen, Strontium) untuk korelasi lapisan batuan yang miskin fosil.


5. Studi Kasus: Formasi Ngrayong (Jawa Timur)
#

Formasi Ngrayong adalah contoh klasik stratigrafi yang menarik:

  • Litologi: Batu pasir kuarsa putih bersih, sortasi baik.
  • Lingkungan Pengendapan: Awalnya diperdebatkan, kini dipahami sebagai endapan Tidal Bar (gosong pasir pasang surut) dan Estuarine.
  • Pemanfaatan:
    • Tambang Pasir: Di Tuban, pasirnya ditambang untuk bahan baku gelas/kaca.
    • Reservoir Minyak: Di bawah permukaan (Cekungan Jawa Timur Utara), formasi ini adalah reservoir minyak yang sangat produktif.
    • Wisata Geologi: Singkapan “Lubang Suro” di Tuban menjadi situs ekskursi geologi favorit mahasiswa.

FAQ: Pertanyaan Umum
#

  1. Mengapa stratigrafi penting untuk orang awam?

    • Untuk air tanah! Akuifer (lapisan pembawa air) adalah lapisan stratigrafi tertentu (biasanya batu pasir atau gamping retak). Dengan paham stratigrafi, kita tahu di kedalaman berapa harus mengebor sumur air yang bagus.
  2. Apakah umur batuan di peta geologi itu pasti benar?

    • Itu adalah interpretasi terbaik berdasarkan data saat itu. Bisa berubah jika ditemukan fosil baru atau metode dating yang lebih akurat (seperti U-Pb pada Zircon).
  3. Apa bedanya Formasi dan Cekungan?

    • Cekungan (Basin) adalah “wadah” besar tempat sedimen menumpuk (bisa seukuran provinsi). Formasi adalah “isi” wadahnya, yaitu lapisan-lapisan batuan spesifik di dalam cekungan tersebut.
  4. Kenapa di puncak gunung ada fosil kerang laut?

    • Itu bukti stratigrafi & tektonik! Lapisan batuan tersebut dulunya diendapkan di dasar laut, lalu terangkat (uplift) oleh gaya tektonik hingga menjadi puncak gunung. Contoh: Puncak Jaya Papua (Gamping New Guinea).

Kesimpulan
#

Stratigrafi Indonesia adalah kunci untuk membuka kotak harta karun sumber daya alam nusantara. Dari minyak bumi di Sumatra, batubara di Kalimantan, hingga air tanah di Jawa, semuanya tersimpan rapi dalam lapisan-lapisan stratigrafi.

Namun, stratigrafi juga mengajarkan kita tentang kerentanan. Lapisan lempung lunak bisa memicu longsor, dan lapisan pasir lepas bisa memicu likuifaksi saat gempa. Memahami stratigrafi berarti memahami karakter tanah air kita—secara harfiah—demi pembangunan yang aman dan berkelanjutan.


Bacaan Lanjutan
#

Bacaan Lanjutan
#

Referensi Ilmiah
#

  1. Koesoemadinata, R. P. (1980). Geologi Minyak dan Gas Bumi. ITB Press.
  2. Satyana, A. H. (2005). Petroleum Geology of Indonesia: Current Concepts and Knowledge. Indonesian Petroleum Association.
  3. Van Bemmelen, R. W. (1949). The Geology of Indonesia. Government Printing Office, The Hague.
  4. Hall, R. (2012). “Late Jurassic–Cenozoic reconstructions of the Indonesian region and the Indian Ocean”. Tectonophysics.
  5. Darman, H., & Sidi, F. H. (2000). An Outline of the Geology of Indonesia. IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia).
  6. Posamentier, H. W., & Vail, P. R. (1988). Eustatic controls on clastic deposition II—sequence and systems tract models. SEPM Special Publication.
  7. Badan Geologi. (2011). Peta Cekungan Sedimen Indonesia. Kementerian ESDM.
  8. Emery, D., & Myers, K. (1996). Sequence Stratigraphy. Blackwell Science.
  9. Lunt, P. (2013). The Sedimentary Geology of Java. Indonesian Petroleum Association.
  10. Sapiie, B., et al. (2017). “Geology and Tectonic Evolution of Bird’s Head, Papua”. Indonesian Journal of Geoscience.