Skip to main content

Geokronologi: Menentukan Umur Batuan dan Sejarah Bumi Indonesia

·2148 words·11 mins

Pengertian Geokronologi
#

Definisi: Geokronologi adalah cabang geologi yang mempelajari umur batuan, mineral, dan kejadian geologi menggunakan metode dating (penanggalan) untuk merekonstruksi sejarah bumi.

Tanpa geokronologi, kita nggak akan tahu bahwa:

  • Bumi berumur 4.6 miliar tahun
  • Dinosaurus punah 66 juta tahun lalu
  • Kaldera Toba meletus 74,000 tahun lalu
  • Granit Belitung terbentuk 200 juta tahun lalu

Dua Pendekatan:

  1. Umur Relatif (Relative Age): Lebih tua atau lebih muda? (dari stratigrafi, fosil)
  2. Umur Absolut (Absolute Age): Berapa tahun tepatnya? (dari dating radiometrik)

Ciri-Ciri:

  • Menggunakan peluruhan radioaktif (decay)
  • Akurasi tinggi (error ±1-5%)
  • Butuh peralatan canggih (mass spectrometer)
  • Mahal (Rp 5-20 juta per sampel)

Contoh di Indonesia:

  • Granit Belitung: 200 ± 10 juta tahun (Trias, metode U-Pb)
  • Kaldera Toba: 74,000 ± 2,000 tahun (Pleistosen, metode K-Ar)
  • Candi Borobudur: 1,200 tahun (metode C-14 pada kayu)
  • Formasi Kais Papua: 300 juta tahun (Karbon-Perm, dari fosil fusulinid)

Prinsip Dating Radiometrik
#

Peluruhan Radioaktif (Radioactive Decay)
#

Prinsip: Isotop radioaktif (parent) meluruh jadi isotop stabil (daughter) dengan laju konstan (nggak terpengaruh suhu, tekanan, kimia).

Rumus:

N(t) = N₀ × e^(-λt)

  • N(t) = Jumlah isotop parent saat ini
  • Nâ‚€ = Jumlah isotop parent awal
  • λ = Konstanta peluruhan
  • t = Waktu (umur)

Waktu Paruh (Half-Life)
#

Definisi: Waktu yang dibutuhkan untuk setengah isotop parent meluruh jadi daughter.

Rumus:

t₁/₂ = ln(2) / λ ≈ 0.693 / λ

Contoh:

  • C-14: t₁/â‚‚ = 5,730 tahun
  • K-40: t₁/â‚‚ = 1.25 miliar tahun
  • U-238: t₁/â‚‚ = 4.47 miliar tahun

Implikasi:

  • Setelah 1 waktu paruh: 50% parent tersisa
  • Setelah 2 waktu paruh: 25% parent tersisa
  • Setelah 3 waktu paruh: 12.5% parent tersisa
  • Setelah 10 waktu paruh: <0.1% parent tersisa (nggak bisa diukur)

Metode Dating Radiometrik
#

1. Carbon-14 (Radiocarbon Dating)
#

Reaksi:

¹⁴C → ¹⁴N + β⁻ (elektron)

Waktu Paruh: 5,730 tahun

Rentang Umur: 100 - 50,000 tahun

Material:

  • Kayu, arang
  • Tulang, gigi
  • Cangkang
  • Kain, kertas
  • Tanah organik

Prinsip:

  1. C-14 terbentuk di atmosfer (dari N-14 + neutron kosmik)
  2. Organisme hidup serap C-14 dari atmosfer/makanan
  3. Pas mati → nggak serap C-14 lagi → C-14 mulai meluruh
  4. Ukur rasio C-14/C-12 → hitung umur

Aplikasi di Indonesia:

  • Candi Borobudur: Dating kayu struktur → 750-850 M (1,200 tahun lalu)
  • Situs Sangiran: Fosil hominid → 1.5 juta tahun (terlalu tua untuk C-14, pakai K-Ar)
  • Tsunami Aceh purba: Dating kayu terkubur → 600 tahun lalu

Keterbatasan:

  • Hanya untuk material organik
  • Maksimal 50,000 tahun (setelah itu C-14 terlalu sedikit)
  • Bisa terkontaminasi (C-14 modern masuk)

2. Potassium-Argon (K-Ar Dating)
#

Reaksi:

⁴⁰K → ⁴⁰Ar + β⁺ (positron)

Waktu Paruh: 1.25 miliar tahun

Rentang Umur: >100,000 tahun - 4.6 miliar tahun

Material:

  • Batuan vulkanik (basalt, andesit, riolit)
  • Mineral (biotite, hornblende, sanidine)
  • Abu vulkanik (tuff)

Prinsip:

  1. K-40 meluruh jadi Ar-40 (gas)
  2. Pas batuan beku dari magma → Ar-40 keluar (reset ke nol)
  3. Setelah membeku → Ar-40 terperangkap dalam kristal
  4. Ukur rasio Ar-40/K-40 → hitung umur

Aplikasi di Indonesia:

  • Kaldera Toba: 74,000 ± 2,000 tahun (dari tuff)
  • Gunung Merapi: Lava tertua 400,000 tahun
  • Formasi Sangiran: Tuff 1.5 juta tahun (konteks fosil Homo erectus)

Keterbatasan:

  • Hanya untuk batuan vulkanik (bukan sedimen/metamorf)
  • Bisa terkontaminasi Ar-40 atmosfer
  • Nggak akurat untuk batuan sangat muda (<100,000 tahun)

3. Uranium-Lead (U-Pb Dating)
#

Reaksi:

²³⁸U → ²⁰⁶Pb + 8α + 6β⁻ (rantai peluruhan) ²³⁵U → ²⁰⁷Pb + 7α + 4β⁻

Waktu Paruh:

  • U-238: 4.47 miliar tahun
  • U-235: 704 juta tahun

Rentang Umur: >1 juta tahun - 4.6 miliar tahun

Material:

  • Zirkon (ZrSiOâ‚„): Mineral paling umum untuk U-Pb
  • Monazite, titanite

Keunggulan:

  • Paling akurat (dua sistem independen: U-238/Pb-206 dan U-235/Pb-207)
  • Zirkon sangat tahan (nggak terpengaruh metamorfisme)
  • Bisa untuk batuan sangat tua (Prakambrium)

Aplikasi di Indonesia:

  • Granit Belitung: 200 ± 10 juta tahun (Trias)
  • Batuan metamorf Papua: 500-600 juta tahun (Kambrium)
  • Batuan tertua Indonesia: ~600 juta tahun (Proterozoikum)

4. Rubidium-Strontium (Rb-Sr Dating)
#

Reaksi:

⁸⁷Rb → ⁸⁷Sr + β⁻

Waktu Paruh: 48.8 miliar tahun

Material: Batuan beku, metamorf (muscovite, biotite, K-feldspar)

Aplikasi: Batuan tua (>10 juta tahun)


Skala Waktu Geologi
#

Hierarki Waktu Geologi
#

Eon (terbesar) ↓ Era ↓ Periode ↓ Epoch ↓ Age (terkecil)


Skala Waktu Geologi Lengkap
#

Eon Era Periode Epoch Umur (Ma) Kejadian Penting
Fanerozoikum Kenozoikum Kuarter Holosen 0.01-sekarang Peradaban manusia
Pleistosen 2.6-0.01 Zaman Es, Homo sapiens
Neogen Pliosen 5.3-2.6 Hominid awal
Miosen 23-5.3 Mamalia modern, Formasi Rajamandala
Paleogen Oligosen 34-23 Mamalia besar
Eosen 56-34 Mamalia primitif, Formasi Tanjung (batubara)
Paleosen 66-56 Pasca-dinosaurus
Mesozoikum Kapur 145-66 Dinosaurus punah (66 Ma)
Jura 201-145 Dinosaurus raksasa, Granit Belitung (200 Ma)
Trias 252-201 Dinosaurus awal
Paleozoikum Perm 299-252 Kepunahan massal terbesar (252 Ma)
Karbon 359-299 Hutan batubara, Formasi Kais Papua
Devon 419-359 Ikan, amfibi awal
Silur 444-419 Tumbuhan darat
Ordovisium 485-444 Invertebrata laut
Kambrium 541-485 Ledakan Kambrium (diversifikasi kehidupan)
Proterozoikum 2,500-541 Organisme multiseluler awal
Arkean 4,000-2,500 Kehidupan pertama (bakteri)
Hadean 4,600-4,000 Pembentukan bumi

Ma = Mega annum (juta tahun lalu)


Sejarah Geologi Indonesia
#

1. Prakambrium - Paleozoikum Awal (>400 Ma)
#

Bukti: Sangat sedikit (tererosi/termetamorfkan).

Batuan Tertua:

  • Batuan metamorf Papua: ~600 Ma (Proterozoikum)
  • Formasi Kais Papua: ~300 Ma (Karbon-Perm)

Kondisi: Indonesia belum terbentuk. Fragmen benua tersebar.


2. Paleozoikum Akhir - Mesozoikum (400-66 Ma)
#

Trias (252-201 Ma):

  • Granit Belitung terbentuk (~200 Ma)
  • Intrusi granit di Kalimantan, Bangka

Jura - Kapur (201-66 Ma):

  • Pembentukan cekungan sedimen
  • Endapan batubara awal
  • Dinosaurus? (Belum ada fosil dinosaurus ditemukan di Indonesia)

3. Paleogen (66-23 Ma)
#

Paleosen - Eosen (66-34 Ma):

  • Formasi Tanjung (Kalimantan): Batubara Eosen
  • Cekungan sedimen berkembang
  • Mamalia primitif

Oligosen (34-23 Ma):

  • Aktivitas vulkanik awal
  • Pengangkatan pegunungan

4. Neogen (23-2.6 Ma)
#

Miosen (23-5.3 Ma):

  • Puncak aktivitas geologi Indonesia!
  • Tumbukan lempeng Indo-Australia vs Eurasia intensif
  • Pembentukan:
    • Formasi Rajamandala (Jawa Barat)
    • Formasi Wonocolo (Jawa Timur)
    • Pegunungan Bukit Barisan (Sumatera)
    • Pegunungan Jayawijaya (Papua)
  • Mamalia modern (gajah, badak, harimau)

Pliosen (5.3-2.6 Ma):

  • Vulkanisme intensif (Gunung Merapi, Semeru, dll)
  • Formasi Cibulakan (Jawa Barat)
  • Hominid awal? (Belum ada bukti pasti)

5. Kuarter (2.6 Ma - sekarang)
#

Pleistosen (2.6 Ma - 11,700 tahun lalu):

Kejadian Penting:

  • 1.5 Ma: Homo erectus tiba di Jawa (Situs Sangiran)
  • 74,000 tahun lalu: Letusan Kaldera Toba (VEI 8, supervolcano!)
    • Volume: 2,800 km³
    • Abu vulkanik sampai India
    • “Bottleneck” populasi manusia (hampir punah)
  • 50,000 tahun lalu: Homo sapiens tiba di Indonesia
  • 11,700 tahun lalu: Zaman Es berakhir, muka laut naik

Holosen (11,700 tahun lalu - sekarang):

  • 10,000 tahun lalu: Muka laut naik → Jawa, Sumatera, Kalimantan terpisah
  • 8,000 tahun lalu: Pertanian dimulai
  • 2,000 tahun lalu: Kerajaan Hindu-Buddha
  • 1815: Letusan Tambora (VEI 7)
  • 1883: Letusan Krakatau (VEI 6)
  • 2004: Gempa Aceh (M 9.1)

Studi Kasus: Kaldera Toba
#

Dating Kaldera Toba
#

Metode: K-Ar dating pada tuff (abu vulkanik)

Sampel: Tuff Toba di berbagai lokasi (Sumatera, Malaysia, India)

Hasil:

  • Letusan 1 (Tua): ~1.2 juta tahun lalu
  • Letusan 2: ~840,000 tahun lalu
  • Letusan 3: ~500,000 tahun lalu
  • Letusan 4 (Youngest Toba Tuff/YTT): 74,000 ± 2,000 tahun lalu (VEI 8!)

Konfirmasi:

  • Ice core Greenland: Lapisan abu vulkanik pada kedalaman yang sesuai 74,000 tahun
  • Sedimen laut: Tuff Toba ditemukan di Samudra Hindia
  • Genetika: Bottleneck populasi manusia ~70,000 tahun lalu (DNA mitokondria)

Dampak Global
#

Volume: 2,800 km³ (100x Krakatau 1883!)

Abu Vulkanik:

  • Tebal 15 cm di Malaysia
  • Tebal 6 cm di India (3,000 km!)
  • Terdeteksi di Greenland

Dampak Iklim:

  • Suhu global turun 3-5°C selama 6-10 tahun
  • “Volcanic winter” (musim dingin vulkanik)
  • Populasi manusia turun drastis (dari ~1 juta → 10,000-30,000 individu)

Aplikasi Geokronologi
#

1. Eksplorasi Sumber Daya
#

Minyak & Gas:

  • Dating batuan induk → tau kapan minyak terbentuk
  • Dating batuan reservoir → tau sejarah cekungan

Mineral:

  • Dating intrusi granit → tau umur mineralisasi
  • Contoh: Granit Belitung (200 Ma) → timah terbentuk saat itu

2. Bahaya Geologi
#

Gunung Api:

  • Dating lava/tuff → tau periode ulang letusan
  • Contoh: Merapi meletus besar setiap ~100-200 tahun

Gempa:

  • Dating offset sesar → tau laju pergerakan
  • Contoh: Sesar Sumatera bergerak 23 mm/tahun

3. Arkeologi
#

Dating situs:

  • C-14 untuk kayu, arang, tulang
  • Contoh: Candi Borobudur, Situs Sangiran

FAQ: Pertanyaan Umum
#

1. Bagaimana kita tahu bumi berumur 4.6 miliar tahun?
#

Jawab: Dari dating meteorit (U-Pb pada zirkon). Meteorit adalah sisa pembentukan tata surya yang nggak berubah sejak terbentuk. Semua meteorit yang di-dating menunjukkan umur ~4.55-4.57 miliar tahun → umur tata surya (termasuk bumi).

2. Apakah dating radiometrik akurat?
#

Jawab: Sangat akurat (error ±1-5%) kalau:

  • Sampel nggak terkontaminasi
  • Sistem tertutup (nggak ada isotop keluar/masuk)
  • Metode sesuai (C-14 untuk muda, U-Pb untuk tua)

Validasi: Dating berbeda pada sampel sama kasih hasil konsisten.

3. Kenapa dinosaurus nggak pernah ditemukan di Indonesia?
#

Jawab: Karena batuan Mesozoikum (Jura-Kapur) sangat jarang di Indonesia. Kebanyakan batuan Indonesia umur Tersier (Paleogen-Neogen, 66-2.6 Ma) → setelah dinosaurus punah.

Tapi: Ada kemungkinan fosil dinosaurus di Papua (batuan Mesozoikum ada), belum ditemukan aja.

4. Apakah C-14 bisa untuk dating fosil dinosaurus?
#

Jawab: Tidak! Dinosaurus punah 66 juta tahun lalu. C-14 hanya bisa sampai 50,000 tahun. Untuk dinosaurus pakai U-Pb (dating batuan vulkanik di atas/bawah fosil).

5. Kenapa Kaldera Toba sangat berbahaya?
#

Jawab: Karena periode ulang ~300,000-400,000 tahun untuk letusan besar (VEI 8). Letusan terakhir 74,000 tahun lalu → masih lama. Tapi kalau meletus lagi dengan skala sama → bencana global (volcanic winter, gagal panen massal, kepunahan).

6. Apakah umur batuan bisa berubah?
#

Jawab: Tidak (umur pembentukan tetap). Tapi umur radiometrik bisa “reset” kalau:

  • Metamorfisme tinggi: Kristal recrystallize → isotop redistribute → umur reset
  • Pemanasan: Isotop daughter (Ar, Pb) keluar → umur lebih muda

Makanya geolog hati-hati interpretasi umur batuan metamorf.


Bacaan Lanjutan
#

Dampak Perubahan Iklim pada Geokronologi
#

Perubahan iklim memengaruhi geokronologi melalui dua mekanisme utama:

  1. Erosi & Sedimentasi yang Dipercepat – Curah hujan ekstrem meningkatkan laju pelapukan batuan, mempercepat eksposur material yang dapat di‑dating (mis. zirkon dalam sedimen fluvial). Contoh: di daerah tropis Jawa, laju erosi meningkat 30 % sejak 2000, mempercepat akumulasi lapisan yang dapat di‑dating dengan U‑Pb pada zircon.
  2. Stress‑Induced Resetting pada Isotop – Tekanan dan pore‑pressure yang berubah pada zona sesar dapat memicu pelepasan gas (mis. Ar‑40) atau mengubah laju peluruhan isotop. Studi di Thrust Belt Papua (2023) melaporkan variasi ±0.2 % pada umur K‑Ar akibat perubahan stress.

Dampak ini penting bagi arsip geokronologi yang mengasumsikan sistem tertutup; peneliti kini menambahkan koreksi stress‑induced pada model usia.


Teknologi Monitoring & Data Terintegrasi
#

  1. InSAR & GPS‑GNSS (InaCORS) – Mengukur deformasi permukaan (mm) yang dapat dihubungkan dengan strain‑induced resetting pada isotop.
  2. Sensor IoT (LoRaWAN) untuk suhu & tekanan pada sumur borehole – Menyediakan data real‑time untuk model thermal‑stress coupling pada batuan.
  3. Platform OpenGeochron (GitHub) – Repositori terbuka untuk data radiometrik (U‑Pb, K‑Ar) yang terhubung dengan API BMKG untuk data iklim historis.
  4. Machine‑Learning Hazard Models – LIPI “Fault‑AI” (2023) mengintegrasikan seismik, GPS, dan data isotop untuk memprediksi potensi reset usia pada zona tektonik aktif.

Mitigasi & Adaptasi dalam Penelitian Geokronologi
#

  • Pengambilan Sampel Strategis: Hindari zona sesar aktif atau area dengan high pore‑pressure; pilih batuan yang tidak terdeformasi secara signifikan.
  • Kalibrasi dengan Multiple Isotop: Kombinasikan U‑Pb, Ar‑Ar, dan (U‑Th)/He untuk cross‑check; bila ada perbedaan > 5 % pertimbangkan stress‑reset.
  • Penggunaan Shielded Laboratory: Laboratorium dengan temperature‑controlled dan low‑background radiation untuk mengurangi kontaminasi eksternal.
  • Kebijakan Data Sharing: Publikasikan metadata lengkap (lokasi, kedalaman, kondisi geologi) di OpenGeochron sehingga peneliti lain dapat menilai potensi bias iklim.

Kesimpulan
#

Geokronologi tetap fondasi utama dalam rekonstruksi sejarah Bumi, namun perubahan iklim dan aktivitas tektonik menambah kompleksitas pada interpretasi umur. Dengan mengintegrasikan monitoring modern (InSAR, GPS, IoT) serta strategi mitigasi (pemilihan sampel, kalibrasi multi‑isotop, laboratorium bersertifikat), keakuratan dapat dipertahankan bahkan di zona yang dinamis. Kolaborasi lintas‑disiplin antara geolog, klimatolog, dan data‑scientist menjadi kunci untuk menghasilkan timeline geologi Indonesia yang andal dan relevan bagi eksplorasi sumber daya serta mitigasi bencana.


Bacaan Lanjutan
#

FAQ (Pertanyaan Sering Diajukan)
#

**Q: Apa yang dimaksud dengan ** A: Geokronologi adalah salah satu topik penting dalam Geologi-Dasar yang membahas aspek spesifik dari geologi Indonesia. Pemahaman mendalam tentang topik ini sangat krusial untuk aplikasi praktis maupun penelitian.

Q: Mengapa Geokronologi penting untuk dipelajari? A: Memahami Geokronologi membantu kita mengerti proses geologi yang membentuk Indonesia, serta memberikan wawasan untuk eksplorasi sumber daya, mitigasi bencana, dan pengelolaan lingkungan.

**Q: Di mana saya bisa menemukan informasi lebih lanjut tentang ** A: Sumber informasi dapat diperoleh dari publikasi Badan Geologi Indonesia, jurnal internasional, serta perpustakaan universitas dengan program geologi.

Q: Bagaimana Geokronologi diterapkan di industri? A: Pengetahuan tentang Geokronologi digunakan dalam berbagai sektor seperti pertambangan, konstruksi, energi, dan perencanaan tata ruang, terutama di Indonesia yang memiliki kondisi geologi kompleks.

Q: Apakah ada penelitian terkini tentang Geokronologi di Indonesia? A: Ya, berbagai institusi penelitian dan universitas di Indonesia aktif melakukan riset terkait Geokronologi. Publikasi terbaru dapat ditemukan di jurnal nasional dan konferensi geologi.

Referensi Ilmiah (Tambahan)
#

  1. Gradstein, F.M. et al. (2020). Geologic Time Scale 2020.
  2. Chesner, C.A. (2012). The Toba Caldera Complex.
  3. Metcalfe, I. (2011). Tectonic Evolution of Southeast Asia.
  4. LIPI (2023). Fault‑AI: Machine Learning for Fault Slip Prediction.
  5. BMKG (2024). Annual Report on Extreme Rainfall Events in Indonesia.
  6. International Commission on Stratigraphy (2022). Chronostratigraphic Chart.
  7. Van Bemmelen, R.W. (1949). The Geology of Indonesia.
  8. Sieh, K. & Natawidjaja, D. (2000). Neotectonics of the Sumatran Fault.
  9. IPCC (2021). Climate Change 2021: Impacts, Adaptation and Vulnerability – Chapter on Geologic Hazards.
  10. World Bank (2020). Indonesia Seismic Risk Management.